Saat akan membangun atau merenovasi rumah, anda bisa memilih menggunakan mandor alias tukang biasa atau kontraktor bangunan. Tiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut sejumlah faktor yang sebaiknya anda pertimbangkan.
Kompleksitas dan Pengawasan Pekerjaan
Mandor atau tukang tradisional
Seringkali tidak siap menghadapi perkembangan standar konstruksi modern, misalnya kemampuan membaca dan merevisi gambar kerja, pengetahuan atas material terbaru, juga analisa dan perhitungan struktur. Tukang tradisional umumnya membangun berdasar pengalaman, sementara rumah yang lebih dari 2 lantai membutuhkan perhitungan struktur yang meliputi perhitungan beban, kekuatan tanah dan lain-lain. Menerapkan struktur rumah 2 lantai untuk rumah 3 lantai atau lebih bisa berakibat fatal bagi anda.
Selain itu, jika anda belum mengenal tukang anda dan salah pilih, maka anda beresiko mendapatkan hasil pekerjaan yang kurang rapih. Yang terjadi adalah anda ‘terpaksa’ mengawasi tukang anda terus menerus.
Pekerjaan sederhana seperti perbaikan atap bocor, pengecatan, atau perbaikan plafond masih bisa dilakukan oleh mandor atau tukang tradisional.
Kontraktor Bangunan
Masalah yang terjadi saat menggunakan mandor atau tukang tradisional ini bisa diminimalisir jika anda bekerja dengan kontraktor. Umumnya kontraktor memiliki pengawas, atau anda bisa minta secara khusus pada kontraktor untuk menyediakannya. Kontraktor umumnya memiliki standar mutu tertentu yang harus dicapai, karena nama perusahaannya yang jadi taruhan. Tidak perlu diragukan juga, kualitas pekerjaan kontraktor pasti lebih terjamin.
Pembayaran Pekerjaan
Mandor atau tukang tradisional
Pembayaran dan kendali keuangan adalah salah satu kekurangan utama dari tukang, umumnya tukang akan mengajukan tagihan saat kehabisan uang, dengan jumlah yang tidak berbanding lurus dengan progress kerja di lapangan. Penyakit yang sering terjadi adalah habisnya biaya borongan sebelum rumah anda selesai. Saat ini terjadi, hanya ada satu pilihan, membayar biaya tambahan atau bahkan harian sampai tukang menyelesaikan pekerjaannya. Jika anda tidak mau membayar, tukang umumnya langsung angkat kaki dari rumah anda tanpa anda bisa menuntut pertanggunganjawab.
Kontraktor Bangunan
Jika diandingkan dengan kontraktor, anda membayar kontraktor berdasarkan termin yang telah disetujui sebelumnya dan tertera dalam kontrak Kontraktor akan menyertakan laporan progress dalam pengajuan tagihannya, dan kontraktor akan menyisakan sepersekian dari pembayarannya sebagai retensi / garansi setelah pembangunan selesai.
Jaminan Keamanan
Mandor atau tukang tradisional
Jaminan keamanan adalah salah satu faktor lain yang umumnya tidak bisa diberikan oleh tukang. Apakah tukang anda memiliki alamat jelas? Umumnya tukang akan memberikan anda fotokopi KTP dan nomor telepon selular. Keduanya bisa diubah atau dipalsukan dengan amat mudah. Apakah anda mau menghabiskan waktu dan biaya untuk mengecek keaslian domisili tukang anda di kampung?
Kontraktor Bangunan
Umumnya kontraktor memiliki alamat kantor yang jelas, memiliki lebih dari satu nomor telepon yang bisa dihubungi, juga alamat e-mail dan bahkan media sosial (facebook, instagram, google+). Kontraktor bertanggungjawab penuh atas keamanan lapangan dan atas pelaksana di bawah kendalinya. Sehingga akan memudahkan anda jika terdapat kendala dalam pembangunan rumah.
Waktu Pelaksanaan
Mandor atau tukang tradisional
Tukang umumnya tidak bekerja berdasar jadwal yang mengikat. Apalagi jika dibayar harian, maka kemungkinan besar tukang anda akan memanjangkan waktu pekerjaan demi keuntungan yang lebih besar. Hampir tidak ada tukang yang akan menawarkan denda atas keterlambatan,
Kontraktor Bangunan
Berbeda dengan mandor alias tukang, kontraktor akan menampilkan jadwal pelaksanaan dan klausul denda dalam kontrak yang mengikat.
Garansi
Mandor atau tukang tradisional
Coba pikirkan, apakah tukang anda bersedia memberi garansi dengan tidak dibayar? Umumnya begitu selesai maka tukang akan secepatnya pulang kampung sehingga tidak keluar biaya hidup sehari-hari yang lebih besar.
Kontraktor Bangunan
Pada umumnya memberikan garansi dalam bentuk retensi pembayaran, artinya kontraktor tidak dibayar penuh sebelum melewati masa retensi ini. Selama masa retensi kontraktor biasanya meninggalkan satu orang pengawas atau melakukan pengawasan berkala terhadap hasil pekerjaannya.
Leave a Reply