Ruang Lingkup Pekerjaan Kontraktor Sipil

Ruang Lingkup Pekerjaan Kontraktor Sipil

Pekerjaan kontraktor sipil umumnya diserahkan oleh perusahaan berskala besar dikarenakan jenis pembangunan yang sering berkaitan dengan fasilitas umum dan sejenisnya. 

Berbeda dengan perusahaan kontraktor biasa, pekerjaan sipil umumnya membutuhkan pengerjaan dan persiapan lebih matang. Ini dikarenakan skala pembangunan yang lebih besar, dan mencakup kepentingan masyarakat umum.

Meski pada dasarnya memiliki tugas kompleks, namun secara umum pekerjaan kontraktor sipil dibedakan dalam beberapa tahapan besar yang kerap dilakukan. Sehingga selain pengerjaan proyek, dibutuhkan proses manajerial yang baik, seperti :

1. Memegang Legalitas dalam pelaksanaan proyek

Dalam proses pembangunan dibutuhkan surat perijinan dan perusahaan yang bertanggung jawab, atau diberi wewenang untuk menjalankannya. Hal tersebut yang sepenuhnya didapat oleh perusahaan kontraktor sipil yang ditunjuk setelah proses pelelangan. Banyak hal, terutama dalam koridor legalitas dibutuhkan dalam menjalankan sebuah proyek. Sehingga dalam pelaksanaanya ada satu perusahaan yang bertanggung jawab terkait perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian.

Terutama dalam hal penggunaan alat berat yang membutuhkan perizinan dan lain sebagainya. Semua proses tersebut biasanya diselesaikan dalam satu kesatuan pekerjaan kontraktor sipil oleh perusahaan yang ditunjuk. Sehingga selain tidak melanggar kesepakatan dengan pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan pembangunan telah sesuai dengan peraturan daerah dan pemerintah. Atau tidak terjadi pelanggaran yang berujung kasus hukum di kemudian hari.

2. Bertanggung Jawab Pada Proses Pembangunan

Dalam pekerjaannya, jasa kontraktor sipil umumnya melaksanakan beberapa tahapan. Di antaranya perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Yang semua hal tersebut sesuai dengan perjanjian awal yang telah disepakati.Semua pekerjaan tersebut sepenuhnya dipegang oleh perusahaan yang ditunjuk dalam melaksanakan pekerjaan kontraktor sipil. Meski demikian, tak jarang perusahaan tersebut bekerja dengan bantuan sub kontraktor.

Proses ini dilakukan untuk memperlancar proses pelaksanaan pembangunan dengan perusahan yang kompeten dalam mewujudkan proyek pembangunan yang dibutuhkan. Sehingga, hasil yang didapat sesuai dan selesai tepat waktu. Proses penunjukkan dan pelaksanaan terkait rekanan (anak) perusahaan ini biasanya juga menjadi satu klausul yang telah disepakati dalam surat Kerjasama. Sehingga, kehadirannya dibutuhkan sebagai support dalam ikatan perjanjian professional.

3. Mencatat dan Melaporkan Perkembangan Proyek Secara Berkala

Proses monitoring memberi banyak manfaat, baik bagi pihak pemberi proyek, maupun pihak yang melaksanakan proyek. Karena proses ini dapat memberi informasi perkembangan dan kekurangan yang sebaiknya diperbaiki, agar proyek berjalan lancar dan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Tugas monitoring ini sering dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa kontraktor profesional. Dalam menjalankan pekerjaan, mereka umumnya memberi akses bagi konsumen untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan yang telah dilakukan.

Dalam kebutuhan internal, proses ini akan memberi masukan apa yang sebaiknya diperbaiki, ditambah atau diperlukan agar proses yang berjalan dapat selesai sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Proses ini berkaitan dengan aktivitas manajerial yang baik, terutama pada saat proses pengerjaan mengalami sebuah kendala yang tidak diinginkan. Seperti terjadi kecelakaan kerja, force majeure dan sejenisnya yang bisa saja terjadi di banyak pengerjaan proyek.

4. Berpedoman sesuai dengan surat perjanjian

Dalam klausul perjanjian, umumnya perusahaan penyedia jasa konstruksi pekerjaan sipil menerima draft terkait hak dan kewajiban. Dalam hal kewajiban, biasanya berkaitan dengan proses pengerjaan, sekaligus jadwal yang telah disepakati sejak awal. Perencanaan yang baik dan matang akan membuat setiap pekerjaan yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan harapan, dan hal ini akan berdampak pada finishing yang tepat waktu. Sehingga, telah sesuai dengan kesepakatan.

Selain memiliki kewajiban, surat kesepakatan yang dibuat mengacu pada ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan. Sehingga perusahaan pekerjaan kontraktor tidak bertanggung jawab diluar proses Kerjasama pekerjaan yang telah disepakati. Proses perancangan yang matang pada dasarnya diperlukan, dalam hal ini baik pemegang proyek maupun pemberi proyek. Sehingga dalam pelaksanaannya, masing-masing mengetahui koridor pelaksanaan yang dibutuhkan sesuai dengan kesepakatan.

5. Proses pengadaan material bahan baku dan jasa

Dalam proses pembangunan dibutuhkan beragam kebutuhan, selain material bahan baku juga dibutuhkan jasa pekerja yang melakukan proyek. Hal ini yang sepenuhnya wajib dipenuhi pekerja kontraktor sipil sesuai dengan kesepakatan.

Kesepakatan yang terikat dalam pelaksanaan proyek berkaitan dengan banyak hal, seperti spesifikasi material yang digunakan, berapa banyak jumlah yang dibutuhkan dan standarisasi apa yang dibutuhkan. Sehingga, fasilitas yang telah dibangun sesuai dengan kesepakatan dan standar yang ditentukan sejak awal.

Selain itu, perusahaan kontraktor dalam pekerjaan sipil juga berkewajiban memenuhi kebutuhan jasa yang bekerja sebagai pelaksana pembangunan. Hal ini terkait penggunaan sumber daya manusia dan peralatan (berat) yang dibutuhkan untuk memperlancar proses pembangunan.

Pemenuhan standarisasi sesuai kebutuhan dan kesepakatan akan membuat pekerjaan relatif berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Selain itu, mencegah perusahaan penyedia jasa kontraktor sipil terkena penalti akibat pelanggaran kesepakatan yang telah dibuat.

Pada dasarnya setiap perusahaan kontraktor dapat mengerjakan pekerjaan sipil. Hanya saja, dibutuhkan perusahaan berpengalaman dalam pelaksanaan proyek berskala besar. Dan kesempatan tersebut tak selalu didapat oleh setiap perusahaan.

Meski demikian, perusahaan kontraktor besar sering menggandeng perusahaan kecil dalam menjalankan aktivitas proyek konstruksi. Kerjasama ini biasa disebut sebagai Joint Operation atau sub kontraktor.

Beberapa konstruksi fasilitas non perumahan juga kerap muncul pada proyek swasta atau pemerintah dengan skala kecil. Biasanya kesempatan ini digunakan perusahaan kontraktor kelas menengah untuk mengambil kesempatan dalam mencari pengalaman.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *